Senin, 12 Januari 2009

Jalan-Jalan ke Gedung Linggarjati






Masih ingatkah anda dengan Perjanjian Linggarjati? Atau anda merasa pernah mendengar kata-kata itu, tapi lupa dari mana anda pernah mendengarnya? Mari kita ingat-ingat kembali mengenai perjanjian Linggarjati.
Pada liburan Desember kemarin, kami berlibur ke daerah Cirebon dan pada saat berada di sana, kami diajak untuk mengunjungi Gedung Linggarjati yang terletak tidak jauh dari tempat kami menginap. Gedung Linggarjati terletak di Desa Linggarjati yang merupakan sebuah desa kecil yang berada di wilayah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Untuk mencapai lokasi Gedung Linggarjati tidaklah sulit, karena adanya akses jalan aspal yang mulus sehingga mudah dijangkau dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Pada saat berada di depan Gedung Linggarjati, kita akan merasa sejuk karena gedung itu dikelilingi oleh taman yang asri. Pada saat memasuki gedung ini maka kita akan disambut dengan penjaga gedung yang menyambut kami, dan kami dapat memberikan sumbangan sukarela jika kami mau sebagai dana pemeliharaan gedung. Di ruangan tempat penjaga itu berada juga terdapat naskah perjanjian Linggarjati yang terbingkai sangat besar. Dalam bingkai tersebut juga terdapat nama-nama yang menghadiri perundingan itu, antara lain delegasi Indonesia, delegasi Belanda, penengah dan saksi. Setelah melewati penjaga itu, maka kita langsung berada di ruang tengah yang merupakan ruang utama, di mana perjanjian Linggarjati dilaksanakan. Di ruang tengah itu masih tertata rapi meja dan kursi yang dahulunya digunakan sebagai tempat perundingan. Dituliskan juga siapa-siapa saja yang dulunya duduk di kursi tersebut. Bangunan ini terdiri dari beberapa ruang, yaitu ruang tamu, ruang tengah, kamar tidur, kamar mandi dan ruang belakang. Ruang tamu dipergunakan sebagai ruang untuk melakukan lobi dan meeting informal. Kamar-kamar tidur yang bersebelahan dengan ruang perundingan merupakan tempat tidur yang dipergunakan oleh delegasi Indonesia dan Belanda selama mengikuti jalannya perundingan. Di setiap ruangan juga terdapat banyak foto yang terpajang yang merupakan saat-saat terjadinya perundingan dan foto-foto gedung Linggarjati sendiri. Pada halaman belakang rumah tersebut, terdapat taman yang sangat luas dan membuat keadaan menjadi sangat sejuk dan menyenangkan.
Bangunan ini sendiri tadinya dibangun oleh warga negara Belanda, sebagai tempat peristirahatan yang kemudian dipilih sebagai tempat perundingan dan akhirnya diserahkan kepada Pemerintah Indonesia sebagai salah satu bangunan cagar budaya
Pemerintah Indonesia. Walaupun berupa bangunan lama, namun gedung ini terlihat bersih dan terawat. Ada 14 orang yang membantu merawat gedung ini, diantaranya 7 orang merupakan PNS ( Pegawai Negeri Sipil ), dan sisanya adalah pegawai honorer.
Pada saat kami datang, gedung ini ramai dikunjungi karena banyak yang datang untuk mengunjungi salah satu tempat yang menjadi tempat bersejarah bagi Indonesia. Tidak ada salahnya juga menghabiskan liburan dengan berjalan-jalan ke tempat bersejarah. Anda tertarik?


artikel oleh : Hanisa
foto oleh : Hanisa

1 komentar:

  1. sayang ya, museum di Indonesia harusnya bisa lebih terawat dan dibuat lebih atraktif *sigh*

    BalasHapus